Jumat, 10 Agustus 2012

KONFLIK IBU DAN ANAK


Masih ingat saat usiamu masih tujuh tahun ? atau saat kamu duduk di kelas 1 SD, rasanya sekolah itu benar-benar menyenangkan. Terutama mendapat nilai sempurna di kelas. Apa yang di lakukan orangtuamu ? tersenyum? Pasti. Mereka akan bangga dengan hasil anaknya, merayakannya dengan makanan kecil, hadiah barang yang diinginkan. Benar-benar indah masa-masa itu …

Saat 7 tahun

“Bunda liat nilai ulanganku…” seorang gadis kecil berlari membawa sebuah kertas dengan senyum bahagia.
“Wah hebat kamu dapet seratus sayang…” perempuan yang dipanggilnya Bunda itu pun tersenyum dan memeluk anak itu.
“Iya, kan semalem udah belajar sama Bunda…” balasnya polos.
“Iya nak… sekarang kita rayain yuk” di gandengnya anak kecil itu sambil tersenyum.
“Rayain kemana bun ? aku kan gak ulang tahun” Tanya gadis itu
“Bukan ngerayain ulang tahun kamu sayang, tapi ngerayain keberhasilan kamu” jawabnya sambil mengelus rambut anak tersayangnya.
“Jadi kalo aku dapet nilai seratus, di rayain bun ?” Tanyanya dengan mata berbinar.
Iya sayang” jawab mamanya tersenyum melihat sinar bulat di mata putrinya.
“Kalo aku juara kelas bunda ?”
“Kamu boleh minta apa yang kamu pengen”

“Bener bunda ?”
”Iya sayang… kenapa bunda harus boong?!”
“Yeee makasih bunda… aku sayang bunda” di peluknya wanita itu sambil tersenyum senang.

Berbeda dengan usiamu yang sudah mulai remaja. Menginjak bangku SMP dan orangtuamu sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya, adakalanya sang anak jadi terabaikan, ingin belajar bareng mereka sibuk, dapet nilai jelek di marahin….

7 tahun berlalu

“Bunda… aku mau belajar, besok ada ulangan”
“Belajar dulu aja sendiri sayang bunda lagi sibuk” jawab sang bunda tanpa menoleh sedikitpun kearah anaknya di pintu.
“Tapi bunda… yang ini aku gak ngerti…” ujar gadis itu masih berdiri depan pintu kamar Bundanya
“Emangnya di sekolah gak di ajarin? Kamu sih kerjaanya main aja di kelas gak pernah perhatiin guru nerangin !”
“Aku merhatiin ko bun…” balas gadis itu pelan.
“Klo merhatiin pasti bisa ! ini malah gak bisa”
“Ya udah deh bunda , aku belajar sendiri aja” tanpa di ketahui sang bunda, gadis kecil itu pun meneteskan air mata.
Keesokan harinya.
“Mana hasil ulangan kamu?”
Dengan ragu-ragu gadis itu menyerahkan hasil ulangannya.
“Kamu itu ngapain aja di sekolah hah ?! dapet nilai segini !! malu-maluin orang tua aja !” omel sang Bunda.
“Itu masih ada yang belum mengerti bunda…” rintihnya pelan takut sang Bunda akan marah lagi.
“Semalem kenapa gak nanya ke Bunda ? nonton TV terus kerjaannya!”
‘semalem kan bunda lagi sibuk’ jawab hatinya pilu.

Itu tadi contoh saat mendapatkan nilai buruk , tak jauh beda dengan mendapatkan nilai seratus saat SMP

“Bunda aku dapet nilai seratus…” lapor gadis itu dengan senyum berharap sang Bunda merasa bahagia dengan hasil yang di perolehnya.
“Pelajaran apa?”
“Ipa bunda”
“Pertahanin nilainya jangan sampe turun”
“Iya bunda”
“Yudh sana belajar lagi!”
“Bunda gak ngasih aku selamat” ujarnya pelan.
“Apa? Kamu ngomong apa?!” Tanya Bundanya memastikan.
“Ah engga bunda” jawabnya sambil berlalu meninggalkan bundanya.

Kadang ada kalanya orangtua lupa memberikan ucapan selamat, walaupun itu salah satu hal yang sangat teramat sepele, tapi di balik kata “Congratulations” itu tersimpan beribu makna, ada sebuah rasa kebanggaan,semangat,harapan,dan kebahagiaan.
Jika seperti itu, Ada anak yang termotivasi untuk membuat sesuatu yang bisa dianggap orangtuanya sangat hebat. Tapi tak sedikit yang langsung down begitu tanggapan orangtuanya seperti tadi.

Semakin hari, semakin orangtuamu sibuk, kau akan menjadi sedikit di acuhkan, kesepian, kehilangan, kehilangan teman berbagi. Padahal kita tau bahwa orangtua kita itu mencari nafkah untuk kita.
Tapi apakah orangtua-orangtua itu pernah berifikir untuk memberikan perhatian yang besar terhadap anaknya. Apalagi dalam proses remaja, di mana saat anak-anak mengalami sesuatu yang labil.
Kadang kala orangtua yang sibuk baru memberikan perhatian apabila sang anak sakit, itu juga mungkin bisa sebentar memberikan perhatian lalu sibuk bekerja lagi.
Para orangtua pikir anak-anaknya sudah dewasa, sudah bisa mengerti kesibukan orangtuanya. Setiap anak mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, tapi tak semua anak bisa memahami kesibukan orangtuanya
Banyak anak yang orangtuanya sukses, hidupnya bergelimang harta, rumahnya besar, tapi di dalam hatinya merasa kekosongan yang sangat, kehampaan akan sebuah kasih sayang dari orangtua. Sehingga sang anak bisa terjerumus ke masa depan yang kelam, atau bahkan bisa membenci orangtuanya karena dianggap tidak peduli dengan dirinya.
Adapula seorang anak yang tinggal dengan keluarga yang sangat sederhana tetapi hidupnya sangat bahagia,karena mendapatkan kasih sayang yang lebih dari cukup. :)

                     “Perhatian bukanlah sebuah materi
                        melainkan perhatian adalah sebuah kasih sayang.

Tidak ada komentar: